Pages

Sunday, August 31, 2014

Gambiran

Kecamatan Gambiran adalah sebuah wilayah di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. 

Desa Gambiran memiliki 6 desa, yakni : 

Gambiran 
Jajag 
Purwodadi 
Wringinangung 
Wringinrejo 
Yosomulyo 

Pendidikan Di wilayah kecamatan gambiran ini terdapat berbagai macam sekolah dari TK / PAUD sampai dengan SMA. Satu satunya sekolah vokasi (kejuruan) yaitu SMK Muhammadiyah 9 Gambiran yang berdekatan dengan Kantor Kecamatan Gambiran dan RS Al Rohmah Jajag.

Cluring

Kecamatan Cluring adalah sebuah wilayah di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini berbatasan dengan srono disebelah barat dan jajag disebelah timur menurut arah mata angin atau peta sedangkan kebiasaan yang ada dimasyarakat, Kecamatan Cluring berbatasan dengan Srono disebelah utara dan Jajag disebelah selata.

Menurut data yang ada Kecamatan Cluring memiliki 9 desa, yang diantaranya adalah Sebagai Berikut :

Cluring
Benculuk
Plampangrejo
Kaliploso
Sembulung
Sraten
Sarimulyo
Tamanagung
Tampo

Muncar

Muncar adalah merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Selain sebagai bandar ikan laut terbesar kedua setelah Bagan Siapi-api di kecamatan ini merupakan sentra penghasil semangka dan ikan terutama di Desa Tembokrejo dan Desa Bagorejo 

Desa / kelurahan yang terdapat di kecamatan ini adalah :
  • Blambangan 
  • Kedungrejo 
  • Kedungringin 
  • Kumendung 
  • Sumberberas 
  • Sumbersewu 
  • Tambakrejo 
  • Tapanrejo 
  • Tembokrejo 
  • Wringin Putih

Tegaldlimo

Tegaldlimo '' adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Tegaldlimo juga merupakan sebutan untuk desa dan sebutan untuk kecamatan. Asal-Usun Kecamatan : Perwakilan atau Kecamatan Tegaldlimo didirikan pada tahun 1942. 

Kemantren didirikan atas mufakat 5 desa dipimpin olehseorang mantri polisi bernama Wiryo Adjmojo sampai tahun 1949. Sekitar tahun 1947 bangsa Belanda melaksanakan pemerintahan di kemantren kecamatan tegaldlimo tersebut, Maka oleh rakyat tegaldlimo yang dipimpin oleh Bapak Wiryo Adjmojo pada tahun 1947-1948. 

Dibubarkan pada tahun 1948, didirikan lagi pada tahun 1949 yang berwujud sebuah kemantren yang dipimpin oleh bapak Wiryo Adjmojo sampai tahun 1949 di bawah pimpinan wilayah Kecamatan Purwoharjo yang selanjutnya menjadi kemantren yang dipimpin oleh : '- 

Tahun 1946 - 1949 Dipimpin oleh Bapak R.Prabaseno.' '- 

Tahun 1949 - 1952 Dipimpin oleh Bapak M. Ngabei.' '- 

Tahun 1954 - 1954 Dipimpin oleh Bapak Suwarno.' '- 

Tahun 1954 - 1956 Dipimpin oleh Bapak R. Suwarno.' '- 

Tahun 1956 - 1956 Dipimpin oleh Bapak M. Margono.' '- 

Tahun 1965 - 1968 Dipimpin oleh Bapak R.Sungkono.' '

Karena dengan luas wilayah serta banyaknya penduduk maka Pemerintah mengambil kebijaksanaan meningkatkan status Kemantren menjadi Kecamatan Tegaldlimo yang dulu terdiri dari 7 desa dan sekarang menjadi 9 desa antara lain:' '1. Desa Purwoasri' '2. Desa Kendalrejo' '3. Desa Kedungwungu' '4. Desa Tegaldlimo' '5. Desa Kedungasri' '6. Desa wringinpitu' '7. Desa Kedunggebang' '8. Desa Purwoagung' '9. Desa Kalipait'

Purwoharjo

Kecamatan Purwoharjo adalah satu diantara sekian banyak kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. terdiri dari 8 desa yang terletak di kecamatan Purwoharjo, diantaranya : Bulurejo Glagah Agung, Grajagan, Karetan, Kradenan, Purwoharjo, Sidorejo, Sumberasri.

Wilayah ini adalah sebuah desa yang Gemah Ripah Loh Jinawe Toto Tentrem Tur Raharjo yang berarti daerah yang subur makmur, Penduduknya sudah tertata sedemikian rupa, hidup damai, rukun dan sejahtera serta berkecukupan dalam keramaian (positif) maka tersebutlah nama Purwoharjo yang dalam suku kata baha jawa Purwo yang berarti Kawitan (permulaan) Harjo yang berarti Rame (ramai).

Desa Purwoharjo memiliki masyarakat yang majemuk beragam suku ,Agama, Ras dan Kepercayaan, dalam kemajemukan masyarakat Desa Purwoharjo tidak menyebabkan Perbedaan untuk perpecahan tetapi sangatlah menjunjung tinggi / menanamkan nilai-nilai Persatuan dan kesatuan, teloransi antar pemeluk Agama dan Kepercayaan , suku dan ras dan kebersamaan dalam gotong-royong untuk membangun Desa.

Sejarah

Sejarah Kabupaten Banyuwangi tidak terlepas dari kisah sejarah Kerajaan Blambangan. Yang pada pertengahan abad ke-17, Banyuwangi adalah merupakan bagian dari Kerajaan Hindu Blambangan yang dipimpin oleh Pangeran Tawang Alun. Pada masa ini secara administratif VOC menganggap Blambangan sebagai wilayah kekuasannya, atas dasar penyerahan kekuasaan jawa bagian timur (termasuk blambangan) oleh Pakubuwono II kepada VOC. 

Padahal Mataram tidak pernah bisa menguasai daerah Blambangan yang saat itu merupakan kerajaan hindu terakhir di pulau Jawa. Namun VOC tidak pernah benar-benar menancapkan kekuasaanya sampai pada akhir abad ke-17, ketika pemerintah Inggris menjalin hubungan dagang dengan Blambangan. Daerah yang sekarang dikenal sebagai "kompleks Inggrisan" adalah bekas tempat kantor dagang Inggris. 

VOC segera bergerak untuk mengamankan kekuasaanya atas Blambangan pada akhir abad ke-18. Hal ini menyulut perang besar selama lima tahun (1767-1772). Dalam peperangan itu terdapat satu pertempuran dahsyat yang disebut Puputan Bayu sebagai merupakan usaha terakhir Kerajaan Blambangan untuk melepaskan diri dari belenggu VOC. Pertempuran Puputan Bayu terjadi pada tanggal 18 Desember 1771 yang akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Banyuwangi. Sayangnya, perang ini tidak dikenal luas dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan kompeni Belanda. Namun pada akhirnya VOC-lah yang memperoleh kemenangan dengan diangkatnya R. Wiroguno I (Mas Alit) sebagai bupati Banyuwangi pertama dan tanda runtuhnya kerajaan Blambangan. 

Tetapi perlawanan sporadis rakyat Blambangan masih terjadi meskipun VOC sudah menguasai Blambangan. Itu bisa terlihat dengan tidak adanya pabrik gula yang dibangun oleh VOC saat itu, berbeda dengan kabupaten lainnya di Jawa Timur. Tokoh sejarah fiksi yang terkenal adalah Putri Sri Tanjung yang di bunuh oleh suaminya di pinggir sungai karena suaminya ragu akan janin dalam rahimnya bukan merupakan anaknya tetapi hasil perselingkuhan ketika dia ditinggal menuju medan perang. 

Dengan sumpah janjinya kepada sang suami sang putri berkata: "Jika darah yang mengalir di sungai ini amis memang janin ini bukan anakmu tapi jika berbau harum (wangi) maka janin ini adalah anakmu". Maka seketika itu darah yang mengalir ke dalam sungai tersebut berbau wangi, maka menyesalah sang suami yang dikenal sebagai Raden Banterang ini dan menamai daerah itu sebagai Banyuwangi. 

Tokoh sejarah lain ialah Minak Djinggo, seorang Adipati dari Blambangan yang memberontak terhadap kerajaan Majapahit dan dapat ditumpas oleh utusan Majapahit, yaitu Damarwulan. Namun sesungguhnya nama Minak Djinggo bukanlah nama asli dari adipati Blambangan. Nama tersebut diberikan oleh sebagian kalangan istana Majapahit sebagai wujud olok-olok kepada Brhe Wirabumi yang memang putra prabu hayam wuruk dari selir. 

Bagi masyarakat Blambangan, cerita Damarwulan tidak berdasar. Cerita ini hanya bentuk propaganda Mataram yang tidak pernah berhasil menguasai wilayah Blambangan yang saat itu disokong oleh kerajaan hindu Mengwi di Bali.

Desa Siliragung

Siliragung adalah sebuah wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kecamatan ini pertama kali  dibentuk pada tanggal 8 Juli 2004 yang merupakan pecahan dari Kecamatan Pesanggaran dan dibuat menurut aturan Perda No. 33 Tahun 2004.
Mayoritas penduduknya bersuku Jawa Kulonan dengan adat istiadat yang tidak jauh dengan suku jawa pada umumnya.

Pada bulan April 2013, Pondok Pesantren Nahdlatul Qodiri yang berada di Dusun Seneposari pimpinan ulama kembar KH Khoirudin dan KH Nurudin menjadi tempat persinggahan bagi imigran gelap Rohingya yang lari dari Myanmar. 

Imigran gelap ini disebutkan berjumlah 55 orang dan tinggal di pondok pesantren tersebut selama lima hari sebelum pada akhirnya diketahui keberadaannya oleh oknum Polsek Siliragung. Dalam kasus penyelundupan imigran  gelap ini seseorang bernama Iryanto Yahya kemudian ditangkap oleh kepolisisan dan menjalani proses hukum. 

Setelah diketahui keberadaannya, para imigran tersebut ditampung di Gedung Kwartir Cabang Pramuka Banyuwangi sebelum dibawa ke Kantor Imigrasi Jember

Desa

    Barurejo
    Buluagung
    Kesilir
    Seneporejo
    Siliragung

Pesanggaran

Pesanggaran adalah sebuah wilayah kecamatan yang berada di barat daya Kabupaten Banyuwangi, dengan pusat pemerintahan berada didesa sumber agung. menurut data yang ada desa pesanggaran terdiri dari 5 desa yakni pesanggaran , kandangan , sarongan , sumber agung dan sumber mulyo. 1

Untuk bisa ke daerah pesanggaran baik dari Arah Kota Banyuwangi maupun dari arah Jember anda harus menemukan traffic light Jajag di Desa Jajag belok ke arah selatan (tidak sulit dijaman seperti saat ini karena disetiap persimpangan ada tanda yang menunjukkan nama wilayah tertentu), melewati Desa Purwodadi hingga sampai Jembatan di perbatasan Gambiran dan Bangorejo. Jalan terus hingga bertemu persimpangan (ada dua persimpangan utama yang pertama adalah jalur untuk bus atau truk sedangkan yang kedua untuk kendaraan pribadi dan kendaraan roda dua). Masuk ke persimpangan kedua (rute Gunung Srawet) hingga bertemu sebuah persimpangan lalu ambil arah kanan (arah kiri menuju Sambirejo dan Karetan). Setelah itu pengendara akan tiba di Simpang Pedotan, Kebondalem, Bangorejo, Banyuwangi. Dari Simpang Pedotan, ada dua pilihan rute yakni belok kanan atau jalan terus melewati Sukorejo dan Kesilir.
Wilayah Pesanggaran banyak terdiri dari gunung dan perbukitan serta teluk atau pesisir pantai diantaranya adalah objek wisata yang dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara seperti Teluk Hijau, Pantai Sukamade, Pantai Rajegwesi, Pulau Merah, Pantai Pancer dan Pantai Lampon. Kecamatan Pesanggaran juga menjadi tempat wilayah konservasi Taman Nasional Meru Betiri yang melindungi spesies penyu hijau dan banteng jawa.

Kabupaten Banyuwangi

Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah daerah dijawa timur , daerah ini terletak diwilayah timur kabupaten banyuwangi dengan bentuk gambar menyerupai wajah atau kepala dan tubuh manusia, dengan jenggot panjang. 

Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di sebelah utara, Selat Bali di timur yang dihubungkan oleh pelabuhan ketapang, Samudra Hindia di sebelah selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di sebelah barat.

Menurut sejarah suku asli banyuwangi bernama Using / Osing , yang saat ini masih terus dipelihara dan dijaga serta dilestarikan keberadaannya.

Seiring dengan perkembangan jaman dan suku bangsa atau penduduk dibanyuwangi semakin berkembang dan terdiri atas berbagai suku bangsa , bahasa dan agama diantaranya adalah, Madura, Tionghoa, Bali, Bugis, Melayu

Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur bahkan menurut data banyuwangi adalah wilayah terluas di Pulau Jawa. Wilayahnya cukup beragam, dari dataran rendah hingga pegunungan. Kawasan perbatasan dengan Kabupaten Bondowoso, terdapat rangkaian Dataran Tinggi Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.282 m) dan Gunung Merapi (2.800 m) terdapat Kawah Ijen, keduanya adalah gunung api aktif. 

Dibagian utara , barat dan selatan terdapat perkebunan, yang merupakan peninggalan sejak zaman Hindia Belanda. Perbatasan Kabupaten Jember bagian selatan, merupakan kawasan konservasi yang kini dilindungi dalam sebuah cagar alam, yakni Taman Nasional Meru Betiri. Pantai Sukamade merupakan kawasan pengembangan penyu. Di Semenanjung Blambangan juga terdapat cagar alam, yaitu Taman Nasional Alas Purwo. Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Di Muncar terdapat pelabuhan perikanan.